Skip to main content

Selamat Malam, Senja

"Kehidupan saya yang sepi ini menyedihkan," tulisku pada pesan singkat untuk seorang teman malam itu. Jawabannya persis seperti yang sudah ditebak. Tentu kuiyakan meski dengan keyakinan yang tinggal setengah.

Oleato Golden Cream Iced Espresso. Kopi manis terenak yang pernah saya minum. Sentuhan oatmilk dan Partanna membuat cita rasanya menjadi sangat kaya dan menyenangkanStarbucks Reserve Roastery Tokyo, 30 Agustus 2023

___

Kesepian bukanlah perasaan asing yang menghinggapi para pelajar yang sedang jauh dari tanah air. Terkadang, perasaan ini luput dirasakan karena bersatu dengan kesenangan menikmati kebiasaan baru, gelora kegembiraan atas dunia yang lebih bebas, dan kesibukan menekuni penelitian demi hasil yang meyakinkan sebagai sumbangan pada keilmuan. Semuanya bercampur dalam kebingungan menghadapi masa depan yang belum terlihat jelas namun sudah terlalu jauh untuk berbalik arah.

Kehidupan dua tahun ini berat. Selain karena beban akademik yang membuat tertekan, juga karena tidak banyak pilihan yang bisa dijadikan tujuan melepas penat. Tidak ada godaan mencoba varian aneh-aneh dari warung kopi baru atau menjelajahi tempat wisata kekinian yang menujunya membuat ban motor ngos-ngosan dirusak batu.

Hidup sendiri di perantauan ini menyesakkan. Namun aku tetap memilih tidak pindah ke rumah yang lebih dekat dengan teman-teman dan tempat jajan. Tidak pula sering berkumpul dalam lingkaran pergaulan meski sesekali terasa kebutuhannya. Aku juga sedang sangat jauh dari keinginan memulai kembali kehidupan asmara, baik untuk sekadar berbagi rasa apalagi memikirkan pernikahan kedua. Semakin terasalah rutinitas membosankan yang kadang bisa dinikmati kadang ingin cepat-cepat diakhiri.

Dalam situasi yang tidak melegakan ini, aku banyak merenung, mengingat masa lalu, dan meresapi diri dalam bentuk refleksi. Pada akhirnya aku berani menyampaikan bahwa sesedih-sedihnya merasakan kesepian, tetap lebih baik dibandingkan menahan sakit dan tersiksanya berkorban untuk menyenangkan orang yang tidak layak dibahagiakan. Seperti yang dulu selalu aku lakukan baik pada teman maupun pasangan. Tidak hanya waktu, kemewahan masa muda juga banyak yang terbuang sia-sia. Perlahan-lahan, perasaan aneh ini menarik juga untuk dijalani. 

Belakangan kupahami bahwa terkadang ketidaktahuan menyelamatkanku dari banyak kerisauan. Menjaga diri untuk mengetahui sesuatu pada kadar yang secukupnya memungkinkanku untuk lebih berprasangka baik. Sesuai dengan nasihat Fahrudin Faiz yang kajiannya kusimak setiap malam Minggu, pikiran dan perasaan kita sering terjebak pada dunia maya yang terlalu cepat berubah namun tidak memberi dampak apa-apa. Maka, memperbanyak hidup di dunia nyata dapat menjadi jalan untuk menata kembali keseharian dengan memperhatikan setiap anak tangganya. Sulit untuk mengatakan bahwa aku tidak akan mengecewakan, namun kutunaikan pelan-pelan dengan harapan akan membawa setidaknya satu kebaikan.

___

Oh, halo! Selamat malam untukmu yang sedang menikmati indahnya senja pada selisih dua jam tempat tinggal kita. Terima kasih karena berkat kehadiranmu, doaku selalu semakin kaya isinya. Maaf karena keras kepalaku seringkali menyebalkan. Mengganggumu dengan perilaku yang membingungkan. Dan beberapa kali membuatmu berpikir apakah aku sedang berupaya meninggalkan apa-apa yang telah kita jalani bersama.

Namun, di tengah sedih dan senang, hanya padamulah aku yakin untuk selalu kembali. Memberikan rasa sayang berlebih yang Tuhan titipkan untuk kusampaikan padamu. Yang jika bukan untukmu, perasaan ini ya tersisa begitu saja, tidak bisa dibagikan pada siapa-siapa.




Comments

Popular posts from this blog

Die Another Day

Malam ini sepulang bekerja, kudapati sebuah amplop di dalam kotak surat. Isinya sumpit cantik dan selembar tulisan, kiriman seorang teman Jepang dari provinsi sebelah. Lelah lahir batinku tidak hilang seketika tapi menyelesaikan malam menjadi lebih ringan rasanya. Teman yang sama yang dulu membuatkan aku materi belajar bahasa lalu menyempatkan mengajari secara online saat aku masih di Bogor. Belasan pertemuan, sudah seperti kurikulum sekolah tetapi untungnya yang ini tidak ada UTSnya, bisa-bisa nilai jeblok karena IQ sudah turun banyak akibat kognitif sudah tidak pernah diasah.  Teman yang sama yang terbang ke Sapporo tepat di pekan pertama aku tiba, mengajari cara beli tiket kereta dan menunjukkan tempat-tempat makan halal. Karena dia tau pilihan makanku terbatas padahal dia pun bukan warga situ. Teman yang tidak pernah terlambat apalagi bolos sekolah, tapi rela ambil cuti kerja 3 hari menemaniku keliling Yokohama dan Tokyo semester lalu. Agar aku tidak sendirian menunggu waktu ja...

Semeja Tanpa Dialog

Ada yang menunggu kamu, tepat di waktu ini, pada malam yang sendu "Apa kabar kamu hari ini?" Klise namun ingin kuulangi setiap malam. Meski lebih sulit mencari celah waktumu di penghujung hari, tetapi baiklah, kesehatan dan istirahatmu lebih penting dari itu. Aku percaya di mana kau kucari, di situ kau sedang merapikan hidupmu untuk peristiwa membahagiakan keesokan harinya. Kebingunganmu terasa sampai di sini, di ribuan kilometer jarak kita saat ini. Keresahan tanpa alasan, tarik ulur yang semakin seru, juga permintaan hati yang tak kunjung dapat kukabulkan. Hal-hal kecil yang sudah berubah, kebiasaan yang kini menjadi berbeda. Kamu tetap ada namun rentang kita semakin terasa. Kuingat pernah dengan lantang kuteriakkan bahwa memang terlalu jauh bicara mati, namun hanya itulah yang bisa memisahkan kamu dari penjagaanku. Senaif itu cintaku padamu hingga kadang lupa bahwa tidak semua yang hadir akan menjadi takdir. Kulihat kembali pesan-pesan yang saling kita kirimkan sejak pagi,...

Days of A Sinovacced

Prolog Senin, 11 April 2022. Siang ini saya akan berangkat ke Sapporo! Saya diberi tugas oleh Institut Pertanian Bogor untuk melanjutkan belajar pada jenjang S3 di Laboratorium Applied Molecular Microbiology, Graduate School of Global Food Resources, Hokkaido University. Saya akan mempelajari patogenesis cendawan penyebab blas padi, dibimbing oleh Bapak Profesor Teruo Sone. Sponsor belajar saya adalah Hokkaido University President's Fellowship yang seluruh rangkaian seleksi beasiswa sampai penyelesaian urusan dokumen admission ke graduate school  berikut support morilnya dibantu oleh ICO, direktorat program internasional di IPB. Karena program ini sudah dimulai sejak Oktober 2021 tetapi waktu itu belum bisa berangkat karena pandemi, saya harus memulai semester 1 di Indonesia. Terima kasih kepada Departemen Proteksi Tanaman atas segala fasilitas penelitian yang diberikan pada penumpang gelap ini. Cerita perjalanan saya terangkum di sini. Selamat membacaaa. Bagi rekan-rekan yang aka...