Kisah-kisah lama mengajarkanku untuk tidak tampak lelah sebelum benar-benar memilih menyerah. Tidak tampak marah sebelum memutuskan pergi. Tidak tampak sakit sebelum memulai untuk berhenti. Di belakang tawa yang girang dan canda yang renyah tentu bersemayam emosi negatif yang meledak-ledak. Maka kemudian janganlah terlihat, menjauhlah dari perhatian, menepilah dari kesilauan. "Satu jam lagi, ya." Begitu pesan yang sampai di ponselku siang itu. Sambil menunggu, aku rapikan kamar dilanjutkan mandi dan keramas. Perjumpaan ini telah tertunda tiga minggu lamanya. Sisa waktu kuhabiskan scroll video di reels dan TikTok, mencari bahan tertawa pereda gugup. Di sepanjang perjalanan, kusandarkan kepalaku padanya. Jam pertama kami tidak banyak bercerita, hanya jemari yang terus saling menggenggam dengan sesekali kecupan pada bahu kiri pertanda rindu yang tidak tertahan. Beberapa waktu berikutnya ia membawakan teh panas dan seduhan mi instan pesanan dari gerbong restorasi. Senja ini din...
You have to live a life with no regrets.